Balikpapan, dialoguejakarta.com – Upaya memperkuat kesiapsiagaan operasi hulu migas di kawasan Kalimantan dan Sulawesi kembali ditegaskan melalui penyelenggaraan Joint Readiness Exercise SKK Migas Wilayah Kalsul. Gelaran yang berlangsung di Balikpapan pada akhir November ini diprakarsai oleh PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT), PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), dan Eni Muara Bakau B.V. (ENI) sebagai tuan rumah.
Kegiatan latihan terpadu itu mengumpulkan 13 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dengan total peserta sebanyak 80 orang. Mengusung tema “Stronger Synergy, Greater Collaboration”, latihan ini ditujukan menjadi ruang berbagi pengalaman, penyeragaman pemahaman, sekaligus penguatan respons lintas perusahaan dan instansi ketika menghadapi situasi darurat di wilayah operasi migas.
Berbagai pemangku kepentingan turut hadir, mulai dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (KPLP), Ditpolairud Polda Kalimantan Timur, KSOP, Basarnas, Dinas Lingkungan Hidup, hingga perwakilan SKK Migas Kalsul. Seluruh pihak membahas mekanisme koordinasi agar keputusan di tengah kondisi kritis dapat diambil cepat, akurat, dan terorganisasi.
Kepala Departemen Operasi SKK Migas Kalsul, Dedy Hidayat, menegaskan pentingnya sinergi dalam setiap operasi darurat. “Teknologi tidak akan memberi hasil maksimal tanpa koordinasi yang kuat. Kecepatan, ketepatan komunikasi, dan kesiapan kolektif adalah kunci penyelamatan,” ujarnya.
Para peserta mendapatkan rangkaian materi teknis, mulai dari manajemen insiden, struktur komando, komunikasi krisis, hingga praktik kolaborasi antarinstansi dengan pendekatan Incident Command System (ICS). Salah satu sesi utama adalah table-top drill, simulasi yang dirancang mendekati skenario nyata insiden migas. Dalam simulasi itu, Tim Teknis harus membaca dinamika peta eskalasi yang berubah warna mengikuti pergerakan sumber daya, sekaligus mengambil keputusan strategis dalam waktu yang terus berjalan. Di sisi lain, Tim Komunikasi dilatih menghadapi tekanan skenario pemberitaan media dan permintaan informasi dari regulator.
Manager Communication Relations & CID PHI, Dony Indrawan, menilai forum ini sebagai ruang strategis untuk memperkuat kolaborasi. “Kesiapsiagaan energi nasional hanya dapat terjaga bila seluruh pemangku kepentingan—SKK Migas, KKKS, pemerintah daerah, hingga masyarakat bergerak bersama. Sinergi adalah fondasi keamanan operasi hulu migas dan keberlanjutan produksi nasional,” tegasnya.
Dony menambahkan, penyelenggaraan Joint Readiness Exercise tahun ini memperkuat ekosistem kesiapsiagaan yang menjadi bagian penting dalam menjaga ketahanan energi.
Sebagai informasi, PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) merupakan Subholding Upstream Pertamina yang mengelola operasi migas di Regional 3 Kalimantan, meliputi Zona 8, 9, dan 10. Sepanjang 2024, perusahaan mencatat produksi 58,4 ribu barel minyak per hari (MBOPD) dan 621,2 MMSCFD gas. Berpegang pada prinsip ESG, PHI bersama anak perusahaan dan afiliasinya terus mengedepankan operasi yang aman, efisien, patuh regulasi, dan ramah lingkungan untuk mewujudkan #EnergiKalimantanUntukIndonesia. (*)























Komentar