Empat Perupa Ekplorasi Ruang Pameran dengan Corak Karya Lukis Berbeda

Sejarah & Budaya649 Dilihat

Ubud, dialoguejakarta.com – Bagaimana jika lukisan bercorak realis bertemu dalam satu ruangan dengan lukisan abstrak? Inilah yang terjadi di Biji Art Space, Ubud, Bali, 28 Sept – 16 Oct 2025. Pameran bertajuk Vivid Expressons ini menghadirkan karya lukis empat perupa: Bung Tiok, Gusti Wis, IBK Sindu Putra, Suliyat Buamar.

Bung Tiok mengeksplorasi bentuk figur dengan corak sureal diimbuhi elemen dekoratif dalam karya seri berupa figur mengenakan topeng tradisional bak sedang menari dalam beragam komposisi warna cerah (Transcedental Dance, 2025). “Bung Tiok, mengaburkan batas antara yang nyata dan surealis, menyaring realisme magis
ke atas kanvas, sebuah penjajaran harmonis antara alam, manusia, budaya, dan kekuatan hidup yang mengikat mereka,” ujar Alimuddin Taufiq, kurator pameran ini.

Adapun IBK Sindu Putra (1985) berupa karya lukis seri yang mengeksplorasi bentuk wajah secara khas yang tersusun dari citraan seperti lekukan kertas dalam warna monokrom (Myth of Beauty, 2017).

Corak akbtrak dieksplorasi Gusti Wis dan Suliyat Buamar. Gusti Wis (1980) mengulik susunan garis degan struktur yang detil berupa susunan garis melengkung dan bertekstur bak lorong yang berliku-liku dan rumit dalam komposisi beragam warna (Untitled, 2025). “Bak sidik jari unik dari kompleksitas pikiran,” kata Alimuddin. Adapun Suliyat Buamar mengolah bentuk abstrak denga brush stroke tebal bertekstur secara vertikal maupun horizontal dengan komposisi warna kontras berupa warna kuning, merah dan hitam.

Meski keempat perupa ini punya corak ekspresi yang berbeda, tapi mereka punya kesamaan yakni ketelitian dalam mengolah elemen rupa untuk mewujudkan emosi dan fikiran yang dalam.

“Karya-karya mereka menjadi cermin, di mana di dalamnya terdapat ekspresi emosi yang gamblang. Sebuah medium indah di mana pikiran yang tak terucapkan terwujud dalam rangkaian warna, garis, dan komposisi,” ujar Alimuddin Taufiq.■Raihul Fadjri

Komentar