Hewan Piaraan sebagai Obyek Karya Lukis dan Sikap Peduli terhadap Lingkungan

Sejarah & Budaya576 Dilihat

Ubud, dialoguejakarta.com – Bukan hal yang biasa pelukis mengeksplorasi bentuk hewan dalam seni rupa kontemporer. Tapi melukis hewan dalam berbagai bentuk justru dilakukan Kokoh Yulistio Wahono (1980). Pada pameran tunggal di Pedro Artspace, Ubud, Bali, 7 – 21 September 2025, bertajuk Kawanku Kewan-Kewan, Bung Tiok, panggilan akrabnya, memajang 21 karya lukis dengan sentuhan elemen dekoratif dan surealis.

“Judul ini memiliki dua pengertian, yang pertama memang saya begitu akrab dengan banyak hewan dan mereka adalah bagian dari keluarga kami, dan bisa juga mempunyai makna bahwa teman saya banyak yang ‘hewan’,” kata Bung Tiok, Senin 8 September 2025.

Kedekatan personal Bung Tiok dengan hewan dia bisa disebut sebagai pecinta hewan. Dia dibesarkan dalam keluarga kecil yang hidup dan akrab dengan hewan. “Sejak kecil di rumah kami memelihara ratusan merpati, beberapa ekor kucing, seekor bajing yang diselamatkan karena terjatuh dari sarangnya, beberapa ekor kelinci, ayam, ikan,” ujar Tiok. Sejak kecil pula dia akrab dengan hewan-hewan itu sebagai kawan bermain selepas sekolah.

Hingga kini pun, di rumahnya, pria adal Lumajang, Jawa Timur, ini dan istrinya memelihara 40 ekor kucing yang dia selamatkan dari jalanan. Kucing-kucing itu, awalnya ada yang mengidab scabies (penyakit kulit) akut, jamur, cacingan, bahkan kurus kering karena dibuang oleh pemiliknya.

“Kami rescue, kami rawat dengan baik, bawa ke dokter hewan. Mereka adalah bagian dari keluarga kami. Artinya kami mencintai mereka sepenuh hati,” katanya. Selain memelihara kucing di rumah dia juga berternak burung kenari. “Mengembang biakan berbagai strain kenari, juga memelihara ikan di kolam dan di tambak.”

Kedekatan dengan hewan itulah yang dia lampiaskan lewat pameran lukisannya yang pertama pada 1997 saat masih kelas 3 SMA. Bung Tiok mulai serius dan sering terlibat dalam pameran sejak tahun 2001.

Hasilnya, Tiok menghadirkan dunia fauna dan flora dengan sentuhan keindahan elemen dekoratif dan nuansa surealistik yang penuh warna lewat karya gambar dan cat air. Ada sekumpulan hewan berupa kucing, kambing, ayam jago, kumbang ladybird berkulit merah menyeruak dari rumpun dedaunan, sementara seekor ikan terbang di antara kumpulan awan (Kawanku Kewan Kewan, 2025).

Ada pula sosok dua ekor kucing sedang melihat ke arah dua ekor ikan menyelinap di antara dedaunan dan bentuk tengkorak kepala, sementara di atasnya ada kucing dan burung bertengger di dahan pohon diterangi sinar bulan di tengah kegelapan malam (Hello Darkness My Old Friend, 2023).

Narasi karya lukis Tiok tak cuma memaparkan alam terbuka dengan lanskap flora dan fauna, tapi juga menyatunya lanskap di permukaan bumi dengan di dalam air yang dihuni tak cuma hewan dan tanaman air semacam ikan, tapi juga hewan daratan semacam kucing dan lainnya (Sanktuary, 2024).

“Hewan selain sebagai simbol kehidupan juga menjadi persoalan lingkungan hidup, dimana hari ini persoalan alam kita yang terganggu, ekosistem kita yang terganggu dan berubah, karena gesekan dengan kehidupan manusia dan perkembangan peradaban manusia,” ujar Bung Tiok.■Raihul Fadjri

Komentar