Jakarta, Dialoguejakarta.com – Kesemarakan pelaksanaan Jakarta Internasional Marathon (JAKIM 2024) dalam rangka HUT DKI Jakarta ke 497 meninggalkan catatan yang kurang pas.
Karena kegiatan yang sejatinya adalah bagian dari rangkaian memperingati HUT Kota. Jakarta harusnya dapat memperlihatkan wajah Jakarta sebagai kota religius dan berbudaya. Hal tersebut disampaikan Senator RI Dapil Jakarta Prof. DR. H. Dailami Firdaus SH, LLM, MBA.
“Selayaknya Jakarta Internasional Marathon dapat dimulai atau dilaksanakan setelah ibadah sholat Subuh. Bukan pada pukul 4 pagi atau sebelum ibadah sholat subuh. Apalagi lokasi startnya tidak jauh dari masjid Istiqlal,” tutur Prof. Dailami kepada pers di Jakarta, Senin 25/6
Sebagai kota yang masyarakatnya religius harusnya, lanjut Prof. Dailami, Pemerintah Daerah Jakarta mempertimbangkan waktu pelaksanaan kegiatan tersebut secara matang.
“Bukan hanya sekedar mengejar momentum saja dan bangga dengan pencapaian jumlah peserta saja, namun juga harus dapat mengedepankan wajah daripada masyarakat ibukota yang religius humanis dan beradab,” tambah cucu ulama terkemuka alm. KH Abdullah Syafi’ie ini.
Menurut Prof. Dailami, masalah ini harus jadi pelajaran berharga bagi pemda Jakarta juga panitia penyelenggara dan instansi terkait lainnya untuk dapat menyesuaikan waktu kegiatan agar tidak berbenturan dan mengesampingkan hal-hal yang fundamental yaitu waktu ibadah.
Sepeti diketahui, JAKIM 2024 berlangsung Minggu 24 Juni 2024, start di Monas dan finish di Gelora Bung Karno. (*/fit)
Komentar