Ibukota Bakal Pindah, Taufan Bakri : Tantangan Jakarta Menjadi Kota Global Lebih Besar

Jakarta, Dialoguejakarta.com – Meski ibukota akan dipindahkan ke IKN, namun tantangan Jakarta tidaklah semakin kecil. Melainkan akan lebih berat. Karena Jakarta akan menuju kota Global dengan sejuta pesona. Untuk mewujudkannya perlu peran aktif organisasi masyarakat (ormas). Hal tersebut disampaikan Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) DKI Taufan Bakri pada sarasehan “Peningkatan Peran Ormas dalam Pembangunan DKI Jakarta” angkatan pertama, tahun 2024, di Hotel The Tavia Heritage, Rabu 29/5.

“Menjadi Kota Global itu lebih tinggi posisinya, karena akan menjadi ibukota dunia. Investasi akan mengalir ke sini. Untuk itu perlu suasana yang kondusif agar investor tidak lari,” tegas Taufan.

Saat ini, lanjut Taufan, meski UU Daerah Khusus Jakarta (DKJ)  sudah ditetapkan, namun Jakarta masih ibukota Indonesia. Proses pemindahan  tidak akan berlangsung dengan cepat. Tapi bertahap.

“Yang jelas untuk  peringatan hari kemerdekaan RI,  17 Agustus nanti, kita sudah siapkan pasukan Paskibra untuk mengibarkan merahputih di IKN,” tambahnya.

Sarasehan merupakan program rutin Kesbangpol DKI. Ketua Panitia Eliezer mengatakan peserta yang hadir dalam gelombang pertama ini terdiri dari 50 ormas, masing-masing ormas mengirimkan dua orang wakilnya.

“Gelombang kedua akan kita selenggarakan 12 Juni dengan jumlah peserta yang sama,” tegas Eliezer.

Sarasehan menghadirkan pembicara antara lain Kasubdit Media Sengketa dan Konflik Ormas Kemendagri Abda Ali, aktivis  muslimah  NU yang juga Puteri mantan presiden RI Gusdur, Alissa Wahid dan aktivis demokrasi, mantan Ketua Panwaslu DKI Ramdansyah.

Pada sesi diskusi, Abda Ali menjelaskan animo masyarakat untuk berorganisasi sangat besar. Bayangkan, dari jumlah penduduk Indonesia yang sekitar 300 juta orang, ternyata jumlah anggota dari ormas mencapai 500 juta orang.

“Itu baru dari ormas yang terdaftar, belum lagi yang tidak terdaftar. Jumlahnya lebih banyak lagi,” terang Abda.

Aneh, kenapa bisa demikian?

“Inilah uniknya masyarakat. Karena masing-masing ormas mengaku punya anggota puluhan juta. Jumlah ormas terdaftar saat ini  sekitar 500 ribu.  Kalikan saja jumlah anggota dengan jumlah ormasnya, maka jumlah akan demikian,” tambahnya.

Lebih jauh Abda  menjelaskan, sengketa ormas yang pernah ditangani pihaknya beragam. Baik konflik internal maupun eksternal. Namun apa pun jenis konfliknya, pihaknya siap memediasi. Kalau tidak bisa selesai, pihaknya mempersilakan  ke ranah hukum.

“Namun bagi kami, semua ormas sama kedudukannya, dan mendapat pelayanan yang sama. Baik yang sengketanya bisa diselesaikan, maupun yang belum, yang kemudian memunculkan kepengurusan ganda,” tegas Ali.

Maka, lanjut Ali, pihaknya sangat terbuka kepada ormas yang mempunyai konflik untuk diselesaikan secara baik-baik.

Sementara Ketua Umum Persaudaraaan Jurnalis Muslim Indonesia (PJMI) Ismail Lutan yang ikut berpartisipasi dalam  kegiatan tersebut mengatakan sarasehan yang diselenggarakan oleh Kesbangpol DKI ini sangat penting untuk menjalin silaturrahmi. Baik sesama ormas maupun antara ormas dan pemerintah. Dengan saling mengenal ini semua permasalahan yang muncul di lapangan bisa diselesaikan dengan baik, sehingga Jakarta aman dan kondusif. Aman untuk investasi maupun aman dalam menghadapi pesta demokrasi.

“Apalagi tidak lama lagi Jakarta akan menghadapi Pilkada. Tentu diperlukan suasana yang kondusif. PJMI, sebagai organisasi pers, tentu dapat berperan lebih besar lagi,” tuturnya. (*/fit)

Komentar