Jakarta, dialoguejakarta.com – Mantan Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob mengatakan penyalahgunaan hak veto Dewan Keamanan PBB merupakan suatu masalah besar. Pernyataan Isamil Sabri Yaakob itu disampaikan pada kuliah umum pada Universitas Pertahanan Indonesia di Sentul, Bogor, Senin (26/6/2023).
Menurut Ismail Sabri, hak veto seringkali disalahgunakan untuk memihak kepada pemilik hak tersebut. Hal itu tidak demokratid dan melanggar prinsip-prinsip hak asasi manusia sehingga banyak konflik di berbagai negara tidak dapat diselesaikan.
“Sekarang adalah masanya kuasa veto dihapuskan. Sebagai organisasi yang membawa semangat dan lambang demokrasi kepada dunia, PBB perlu kembali kepada landasan penubuhannya”, kata Ismail Sabri dalam kuliah umum tersebut.
“Perdagangan antara negara hampir bebas dilaksanakan. Aktiviti ekonomi antara negara kapitalis dan sosialis berjalan seolah-olah bebas tanpa sekatan. Jadi mengapa tidak, PBB dan seluruh anggotanya berusaha untuk menjadikan dunia sebagai satu keluarga besar yang sempurna. Menjadi Keluarga Dunia sejati. Menjadi Keluarga Dunia yang aman damai.” ujarnya.
“Kini konflik berlaku antara Ukraine-Rusia telah melebihi setahun. Tidak nampak tanda-tanda akan berakhir. Ukraine mendapat dokongan NATO dan negara barat, manakala Rusia mendapat sokongan China. Banyak harta yang musnah, terutama Ukraine dan banyak nyawa yang terkorban di kedua pihak.” Katanya.
Dalam kesempatan itu, Sabri juga menyampaikan, keamanan sejagat merupakan tanggungjawab global. Oleh karena itu, setiap negara wajar melaksanakan berbagai cara untuk mewujudkan keamanan negara antarabangsa.
“Dalam bahasa yang mudah, ‘keamanan sejagat’ yang dimaksudkan adalah keamanan yang diperolehi secara alamiah, bukan dari hasil perang.” Kata mantan Perdana Menteri Malaysia itu.
“Saya menolak konsep ‘keamanan sedunia’ yang menggunakan kekuatan senjata atau memenangi perangan untuk membentuk keamanan. Perang tidak dapat diselesaikan dengan perang untuk mencapai perdamaian. Justeru, saya mengajak para hadirin berdoa sambil berusaha, agar seluruh pemimpin dunia melalui PBB, berikhtiar mencari jalan supaya segala bentuk konflik atau peperangan dapat diatasi. Jangan karena kapitalis senjata dan minyak memusnahkan penghidupan umat manusia di dunia ini.” ujar Ismail Sabri.
Mantan Perdana Menteri Malaysia itu hadir dan memberi kuliah umum di Unhan atas undangan Rektor Universitas Pertahanan, Laksamana Madya TNI Prof. Dr. Amarulla Octavian. (AKR)
Komentar